BAB
I
PENDAHULUAN
Antrian adalah suatu
kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk
mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada
bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian
yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Dalam dunia nyata kita
tidak suka menunggu, maka tak heran bila kita punya pendapat bahwa menunggu
adalah pekerjaan yang paling menyebalkan.
Antrian timbul
disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan
atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera
mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas
pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah
timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan
menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat
diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan
hilangnya pelanggan / nasabah.
Pengurangan waktu menunggu umumnya
membutuhkan investasi yang ekstra. Untuk memutuskan ya atau tidak untuk
investasi adalah penting mengetahui efek dari investasi untuk waktu antrian.
Maka kita memerlukan model dan tehnik untuk menganalisis situasi seperti ini.
Di dalam buku ini kita akan memerlukan beberapa model dasar teori antrian.
Perhatian ditekankan pada metode untuk menganalisis model ini, dan juga aplikasi
dari Antrian model. Area penting dari aplikasi model antrian adalah sistem
produksi, transportasi dan sistem persediaan barang, sistem komunikasi, dan
sistem pengolahan informasi. Antrian model bermanfaat untuk perancangan sistem
dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali. Di dalam kuliah ini
perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian. Situasi dengan lebih
dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik
lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan analisis numerik dari antrian
model akan menjadi pokok bahasan\ metode algoritma teori antrian.
Salah satu model yang sangat berkembang
sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika
dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi.
Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif. Sebaliknya, model
dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat – syarat
tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki
pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada
hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat
dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh
solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang mana pun
.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antrian
Antrian adalah barisan
orang atau subjek lain yang menunggu giliran mendapatkan jasa dari satu atau
lebih fasilitas pelayanan (server).
Contoh :
·
Antrian di pintu toll
·
Antrian di pompa bensin
·
Antrian pesawat untuk take-of / landing
·
Antrian diteller suatu bank
Menurut Siagian (1987),
antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan
dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian
dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian
dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan
Lieberman adalah sebagai berikut:
·
Sistem pelayanan komersial
·
Sistem pelayanan bisnis – industri
·
Sistem pelayanan transportasi
·
Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari
model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik,
supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini
produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem
informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan
yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional,
seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan
lain – lain (Subagyo, 2000).
B. Sistem Antrian
Ada tiga komponen dalam
sistim antrian yaitu :
1.
Populasi dan cara kedatangan pelanggan
datang ke dalam sistem
2.
Sistem pelayanan
3.
kondisi pelanggan saat keluar sistem
1. Populasi dan Cara Kedatangan
Pelanggan
a. Populasi
Populasi yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian
melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani,
dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi
sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya
kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002),
variable acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai
hasil dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu.
Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia
merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan
bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population)
dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi
yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa
terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah
mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah
diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk
setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas
(infinte).
b. Distribusi Kedatangan
Secara umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat
kedatangan unit per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa
teratur - tetap dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam
antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya memiliki periode waktu yang sama.
Kedatangan yang seperti ini biasanya hanya ada di sistem produksi dimana
antrian dikendalikan oleh mesin. Kedatangan
yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang
sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk
diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya
setiap 30 detik.
Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam
antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak
(random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya
kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan
dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
Dengan cara menganalisa kedatangan per satuan waktu untuk melihat apakah
waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian mengikuti pola distribusi
statistik tertentu. Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu kedatangan unit/
pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya berdistribusi
eksponensial.
Dengan cara menetapkan lama waktu (T) dan mencoba menentukan berapa
banyak unit/ pelanggan yang datang ke dalam sistem dalam kurun waktu T. Secara
spesifik biasanya diasumsikan bahwa jumlah kedatangan per satuan waktu mengikuti
pola distribusi Poisson.
Contoh : Kedatangan digambarkan dalam
jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang
penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n
= 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang
konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli
matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah
aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui
central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua
kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan
nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri
di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Ciri distribusi poisson:
·
rata-rata jumlah kedatangan setiap
interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
·
bila interval waktu diperkecil misalnya
dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
probabilita bahwa
seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk
setiap interval
probabilita bahwa 2
atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga
probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada
interval yang lain.
Probabilitas n kedatangan dalam waktu T
ditentukan dengan rumus
Jika kedatangan mengikuti
Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis bahwa waktu antar
kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi eksponensial
Suatu faktor yang
mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi panggilan .
Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin,
populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak
mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan
kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan
lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam
membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying.
Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun
belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking
menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan
tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian.
c. Pola Kedatangan
Kedatangan unit/ pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus,
dapat dikendalikan. Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan
potongan pada hari-hari tertentu yang sepi dengan maksud menggiring pelanggan
untuk datang pada jam sepi, memberikan harga tinggi pada sesi-sesi padat agar
pelanggan tergiring datang pada hari lain yang lebih murah. Namun demikian,
dalam beberapa kasus yang lain, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian tidak
dapat dikendalikan misalnya permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau
pemadam kebakaran atau kantor polisi.
d. Jumlah Unit/ Pelanggan yang Datang
Kedatangan tunggal atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja
hanya terdiri dari satu uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja dalam
satu kali kedatangan terdiri dari banyak unit yang disebut batch arrivals,
misalnya kedatangan undangan di lima acara pesta di sebuah restoran.
e. Tingkat Kesabaran
Tingkat kesabaran pelanggan dalam
antrian dikelompokkan menjadi dua, yakni
·
Kedatangan yang sabar. Yaitu seseorang
yang bersedia menunggu hingga dilayani terlepas apakah mereka menunjukkan
perilaku tidak sabar seperti menggerutu atau mengomel tetapi tetap menunggu
dalam antrian.
·
Kedatangan yang tidak sabar. Kedatangan
yang tidak sabar dikelompokkan menjadi dua kategori. Kategori yang pertama
adalah orang yang datang, melihat-lihat fasilitas layanan dan panjang antrian,
lalu memutuskan meninggalkan sistem. Kategori yang kedua adalah orang yang
datang, melihat fasilitas layanan, bergabung dalam antrian dan untuk beberapa
lama kemudian meninggalkan sistem.
2.
Sistem Pelayanan Antrian
Sistem Pelayanan
Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan
ketersediaan fasilitas.
a.
Garis antrian/ baris tunggu.
Faktor-faktor yang
terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris antrian dan
disiplin antrian.
·
Panjang Kapasitas Antrian
Dalam pengertian
praktis, panjang kapasitas antrian dapat dikelompokkan menjadu dua yakni:
1.
panjang kapasitas antrian yang potensial tak
terbatas, misalnya panjang antrian di jembatan penyeberangan, atau antrian membeli
tiket bioskop.
2.
panjang kapasitas antrian yang
terbatas baik karena ketentuan peraturan
atau karena keterbatasan karakteristik ruang fisik, misalnya tempat parkir.
·
Jumlah Antrian.
Jumlah antrian dalam
sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian tunggal. Artinya hanya
ada satu fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2) Antrian berganda/ multi.
Artinya ada beberapa fasilitas layanan di depan baris antrian.
·
Disiplin Antrian
Disiplin antrian
dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin
preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang,
kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai
melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan
situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih
melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve
menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih
dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu
prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan
melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang
(dengan keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.
Disiplin antri adalah
aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian
(1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu
1.
FirstCome FirstServed (FCFS) atau
FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu
dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
2.
LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn
FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya,
sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
3.
Service In Random Order (SIRO) artinya,
panggilan didasarkan pada
4.
peluang secara random, tidak soal siapa
yang lebih dulu tiba.
5.
Priority Service (PS) artinya, prioritas
pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi
dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun
yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian
seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang
dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu
tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis
tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi.
Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan
meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani
digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada
panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking)
dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis
tunggu (Setiawan, 1991).
C. Struktur Antrian
Dalam mengelompokkan
model-model antrian yang berbeda-beda, akan digunakan suatu notasi yang disebut
Kendall’s Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan.
Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi
tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.
Bentuk Model Umum :
1/ 2/ 3/ 4
1 = Tingkat kedatangan
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
Notasi yang sering dipakai adalah :
Singkatan Penjelasan
M
Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D
Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K
Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S
Jumlah fasilitas pelayanan
I
Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F
Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
Tanda pertama notasi
selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan
tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua
menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan jumlah
fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk
menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas
(I) atau terbatas (F).
Ada 4 model struktur
antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1.
Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti
hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas
pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2.
Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase
menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan
(dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3.
Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel –
Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri
oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller
sebuah bank.
4.
Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel –
Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas,
pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa,
penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa
fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Berikut diberikan
formula matematik untuk analisis kasus-kasus antrian yang memiliki
karakteristik tertentu:
MODEL
|
KARAKTERISTIK
ANTRIAN
|
FORMULA MATEMATIKA
|
Channel
|
Phase
|
Sumber
populasi
|
Pola
kedatangan
|
Pola
pelayanan
|
Disiplin
antrian
|
Panjang
antrian
|
ANTRIAN TUNGGAL
|
Tunggal
|
Tunggal
|
Tak terbatas
|
Poisson
|
Eksponensial
|
FCFS
|
Tak terbatas
|
|
Tunggal
|
Tunggal
|
Tak terbatas
|
Poisson
|
Konstan
|
FCFS
|
Tak terbatas
|
|
Tunggal
|
Tunggal
|
Terbatas
|
Poisson
|
Eksponensial
|
FCFS
|
Tak terbatas
|
|
ANTRIAN GANDA
|
Ganda
|
Tunggal
|
Tak terbatas
|
Poisson
|
Eksponensial
|
FCFS
|
Tak terbatas
|
|
Keterangan:
λ= tingkat kedatangan,
μ=
tingkat pelayanan,
p
= tingkat penggunaan fasilitas,
nl
= rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian,
ns
= rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani),
tl
= rata-rata waktu tunggu dalam antrian,
ts
= rata-rata waktu dalam system,
c=
jumlah channel,
Pw
= Probabilitas menunggu dalam antrian,
X=
service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan),
W= Rata-rata waktu tunggu dalam antrian,
U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk
melayani antar pelanggan,
T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit
dari sumber populasi,
L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian,
F = Faktor efisiensi
·
Ketersediaan Pelayanan
Ada 3 aspek yang harus
diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
1.
Tersedianya pelayanan
Mekanisme pelayanan
tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop,
loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu
pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup,
mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
2.
Kapasitas pelayanan
Kapasitas dari
mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani
secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat;
ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas
pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan,
atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan
kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya,
jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya
terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada
loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai
satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan
fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau
pelayanan ganda.
3.
Karakteristik Waktu Pelayanan/ Lamanya
pelayanan
Lamanya pelayanan
adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satu –
satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan
boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa
variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap
sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak
tergantung pada waktu kedatangan (Siagian, 1987) dan diasumsikan mengikuti
distribusi eksponensial.
·
Exit
Setelah pelanggan
dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu keluar sistem:
1.
pelanggan mungkin kembali ke populasi
sumber dan mengantri lagi, Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan
servis dan dioperasikan lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.
2.
pelanggan hanya kemungkinan kecil untuk
mendapat pelayanan ulang. Misalnya sebuah mesin mendapat perbaikan menyeluruh
atau modifikasi sehingga kemungkinan kecil mesin tersebut dalam waktu dekat
untuk rusak lagi.
·
Perilaku Biaya Antrian
Ada dua jenis biaya
yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena
menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara
lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah
fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja
yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya
total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas
layanan.
·
Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif
Berikut ini beberapa
saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum memutuskan
menambah fasilitas:
1.
Menentukan waktu tunggu yang masih dapat
diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang
dapat diterima oleh pelanggan
2.
Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan
ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran film atau
yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan bahwa mereka
menunggu lama.
3.
Menginformasikan kepada pelanggan
tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen
untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama
dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa
yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
4.
Menjaga agar karyawan tidak terlihat
oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja
lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi
ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para
karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
5.
Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila
ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani dengan
cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga mereka tidak
mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan pelayanan
yang lama.
6.
Melatih pelayan untuk lebih friendly
terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan
atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama
menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar
meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat
memberi salam kepada pelanggan.
7.
Mendorong pelanggan untuk datang pada
saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan
tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak
perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat
pelanggan dan kapan saat sepi pelanggan.
8.
Mengupayakan pemecahan jangka panjang
dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara laternatif
untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur, mengembangkan
metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G)
BAB
II
KESIMPULAN
Antrian adalah barisan
orang atau subjek lain yang menunggu giliran mendapatkan jasa dari satu atau
lebih fasilitas pelayanan (server).
Ada tiga komponen dalam
sistim antrian yaitu :
1.
Populasi dan cara kedatangan pelanggan
datang ke dalam sistem
2.
Sistem pelayanan
3.
kondisi pelanggan saat keluar sistem
Disiplin antri adalah
aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian
(1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu
1.
FirstCome FirstServed (FCFS) atau
FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu
dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
2.
LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn
FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya,
sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
3.
Service In Random Order (SIRO) artinya,
panggilan didasarkan pada
4.
peluang secara random, tidak soal siapa
yang lebih dulu tiba.
5.
Priority Service (PS) artinya, prioritas
pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi
dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun
yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian
seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang
dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu
tempat praktek dokter.
Ada 4 model struktur
antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1.
Single Channel – Single Phase
2.
Single Channel – Multi Phase
3.
Multi Channel – Single Phase
4.
Multi Channel – Multi Phase
DAFTAR
PUSTAKA